Sisa-Sisa
Yang tertutup rapat biarkan Ego
Tidak dengan maaf kepadamu
Toples tertutup
Buka aku kakak adik
Nikmati sekujur tubuhku
Jangan sisakan oleh siapa pun
Nikmati, tolong nikmati
Beriringan rapi
Jajanan lebaran
Lebaran sisanya adalah lebar-an
Yang menahan selama satu bulan
Kita bebas menikmati apa saja
Mohon maaf lahir batin
Biarkan sisa dendam terkubur rapat-rapat
Maaf terbuka lapang
Selamat menunaikan hari kemenangan
Kertosono, 31 Maret 2025
Berburu Angpao
Buah tangan, buah hati, buah saku
Hari raya bulan yang istimewa
Sama seperti tangan yang terus memberi
Anak rantau datang ke rumah
Membawa sejuta senyum, salam nan bahagia
Berharap tak mudah lupa
Tanah kelahiran yang ia cinta
Berbondong-bondong berebut jabatan tangan
Berharap pulang membawa apa-apa, bukan hampa
Anak-anak riang gembira
Apabila menyapa tak hanya kata
Angpao mungil berbinar bunga
Kertosono, 31 Maret 2025
Selamat Datang Kawan
Deru suara roda dua mengalun mendekat
Bertegur sapa, notifikasi berklinang air mata
Tak menyangka semua berlalu begitu singkat
Semua seperti tak nyata
Usia terus bertambah
Tanggung jawab terus menumpuk di pundak
Sepertinya dulu ingin menggenggam sumpah
Semakin tua ternyata tak seindah sajak
“Apakah ini yang kau sebut dewasa?” bisiknya
Sembari merogoh saku untuk anak-anak balita
Seindah itukah dunia? kataku
Seindah itukah cerita itu?
Seindah itukah jalan cerita?
Seindah itukah air mata?
Dewasa ternyata tak seindah itu, kawan
Sapa delima kepada rembulan
Malam berganti petang
Bintang menyapa, segera pulang
Kertosono, 31 Maret 2025
Tambah Usia
Kini waktu menyeka air mata
Dua orang tua tak lagi muda
Beban dan derita semakin terasa
Uban di mana-mana
Usia semakin senja
Tapi rasa bahagia belum pernah tersajikan di atas meja
Rumah hampa dengan segudang tanya
Apakah tahunmu sama seperti sedia kala?
Beberapa hari lagi akan kembali kepada beban dunia
Meninggalkan semua
Yang dibawa hanya sekantong baju dan buku
Ia kembali mengembara
Meninggalkan dan menanggalkan rindu
Semua berharap ada kado yang kau bawa
Dari perjalanan panjang selama ini
Entah itu senyum bahagiamu
Atau segenggam doa
Semoga sekembalinya pulang
Engkau merasakan bahagia
Sama seperti engkau menimang nirmala
Sisakan usia untuk membagi waktu dan separuh cinta
Banyuwangi, 31 Maret 2025
Selamat Tinggal Ramadhan
Yang tertinggal hanya kebaikanmu
Yang tertinggal sifat aslimu
Yang tertinggal adalah deru semarakmu
Yang tinggal ialah lantunan ayat suci-Mu
Yang masih ada adalah keangkuhanku
Yang masih ada ialah kesombonganku
Yang masih ada sifat takabburku
Yang masih ada sifat rakusku
Kau kini telah pergi, wahai Ramadhan
Semoga doa ini engkau hantar ke haribaan Tuhan
Sehingga tak ada sesal untuk menyiapkan kedatanganmu tahun-tahun mendatang
Semoga engkau ingin menjumpaiku
Nyawa hanyalah helaan napas yang terus bersambung satu dengan yang lain
Cita-cita hanyalah lantunan doa yang terus diusahakan
Perjamuanmu telah usai
Kini tinggal ratapan atau kembali ke sifat asli?
Kedatanganmu adalah rahmat
Kepergianmu adalah kepedihan
Apakah kedatanganmu kepedihan
Atau kepergianmu adalah kebahagiaan?
Entahlah, temukan jawaban itu sendiri
Yang menanti sejak lama mungkin menginginkan segera datang kembali
Yang lupa akan dunia ia akan enggan menjemputmu
Selamat jalan
Selamat tinggal
Semoga Tuhan pertemukan lagi dengan penuh suka dan bertambah keimanan kepada Tuhan
Ihya Ulumuddin
Kertosono, 31 Maret 2025