Tertusuk Bunga Tidur
“apakah kau riang?”
tanya seorang petugas dapur
“sama sekali tidak”
jawab seorang anak sesuai percobaan makan siang.
benar, anak itu memang pulang dengan perut kenyang,
tapi, apakah kepalanya juga terisi?
sungguh, sebab kekenyangan ia terbaring,
lalu tertidur ditusuk bunga tidur
dalam tidur yang lelap
bunga tidur menjelma wayang
yang mengendalikan kata tidak menjadi iya
kata buruk menjadi baik
kata tak sedap jadi sedap.
tatkala waktu bermain tiba
anak itu tampak riang
ia mendapat banyak pelajaran, seperti:
memancing yang mengajari kesabaran
perkelahian mengajarkan pertahanan
waktu pagi pengingat untuk pergi
sedang petang mengingatkannya untuk pulang.
—Senin, 6 Mei 2024
Pelajaran
o, pelajaran
bangunan mewah penuh fasilitas bernama sekolah
berubah jadi rumah hantu penuh semak belukar
menusukku dengan aneka program industri institusi berbiaya tinggi
o, pelajaran, di mana kau berada? selamatkan diriku.
aku rindu, ingin bertemu denganmu.
o, puisi ilahi. o, pelataran tempat suci
o, orang bersuara merdu yang melantunkan ayat suci setiap hari
terima kasih. semua itu memberi kisi-kisi cara bersyukur hidup di bumi.
tak seperti materi di seminar-seminar
hanya berisi kalimat-kalimat motivasi tanpa tauladan pasti.
o, pelajaran
bila tiba waktumu
sesiapa akan mencarimu
tapi ini kali, maaf:
aku tengah asik dengan alat-alat canggih
sehingga tak tahu cara membaca teks di lipatan itu
karena alat itu telah membuatku anti dan gengsi menyapa lebih dulu
o, pelajaran
sapalah aku!
—Rabu, 8 Mei 2024
Tukang Sampah
betapa indah pagi
meski orang-orang mengotorinya
dengan sisa-sisa parti malam hari.
tempat sampah di sini
tempat sampah di situ
meski penuh dengan sisa parti partai negeri
di pagi harinya, bersih. dibersihkan tukang sampah negeri ini.
pemimpin negeri pun seperti tukang sampah.
bersih-bersih dengan perkataan-perkataan,
ucapan-ucapan, sambutan-sambutan
blusukan-blusukan.
—Selasa, 14 Mei 2024
Pesan Hujan
selain air yang turun
ada kata-kata yang ingin diucap hujan itu,
yaitu jangan terlalu sering mengotori bumi
supaya jumlah air tidak lebih banyak dari tanah
sehingga menenggelamkan orang yang tak berdaya:
pemilik rumah tanpa lantai yang beratapkan langit.
—Selasa, 14 Mei 2024
Puisi-puisi yang disajikan ini memiliki bahasa sederhana tapi menyembunyikan makna yang begitu dalam. Tapi diantara 3 puisi ini, saya terpukau dengan Puisi o, Pelajaran. bagi saya, puisi ini memiliki gambaran atas realita pendidikan yang saat ini terjadi.
Oh, iya, di tunggu tulisan-tulisan berikutnya.